Minggu, 07 November 2010

puisi BT

Entri Blog1oo1 P0etryMar 20, '07 12:57 AM
untuk
Ini adalah Puisi buatan sendiri loh, idenya biasa terinspirasi dari suasana, & orang2 sekitarku bahkan  lebih sering tergantung suasana hati..he..he. Meski ada beberapa kata yg diculik dari tulisan2 orang

Kekasih Rembulan


Aku menyebutnya rembulan,

Yang slalu terangi gulitaku..
Kala sendiri...
Kala sepi...

Aku Memangilnya Rembulan,
Yang hadir dimalamku...
Kala awan memata-mataiku

Sejenak Aku bertemu denganya
Ada yg tersentak dalam hatiku
Ku tatap malam dengan angan-angan
Ku ukir malam dengan harapan
Angin yang menyapa lewat dan menghilang...

Senyumannya memang untukku
Pandangan matanya Adalah buatku...
Tapi hati, jiwa dan raganya mungkinkah untukku..?

Kubentang mimpi yg terhampar dihadapan
Merasakan setiap untai cinta yg dirajutkan
Kulihat setiap tetes yg diberikan..
Juga ku baca tiap titik yg dituliskan

Hatiku terbang, dan tak tau apa yg aku rasakan
Haruskah aku percaya
Atau haruskah aku bangun


Kata Rembulan


Kadang hati tak mampu menyimpan dalam diam
Rasa itu mulai mendesak dan menyeruak.
Kehampaan seperti tak bertepi.
Bak teman tak setia yg datang lalu pergi
Nurani serasa hambar
Pun emosi yg selalu menyelimuti diri
Akan kemanakah resah ini kubawah pergi?
tiap detik yg terlalu
Adalah denyut yg menghentak nadi...
Jiwaku adalah samudera yg kekeringan,
Jiwaku adalah rembulan yg redup tertutup awan kelam..
Akankah cinta itu masih ku raih?
Mungkinkah cahaya itu dapat kutangkap dan ku simpan dan satu ruang di hatiku?
Masih cukup waktuku untuk,
Menjadi rembulan yg paling terang...
Menjadi rembulan yg tak pernah temaram....


Menunggu Rembulan


Pd busur panah yang bernafaskan cinta
Ada hati yang selalu menantimu
Seperti senja yg berlabuh
Ada jiwa yang selau merindumu
Ditiap malam hadirmu seperti mimpi indah ditakdirku
Tatapanmu adalah hujan gerimis dikalbu
Limpahan senyummu seperti rembulan yg mengantar tidurku

Rembulan.. Ada apa?


Ac diruangan ini terasa semakin dingin
Menusuk tajam kenadiku
Malampun kian pucat
Kulirik  dinding yg terus berdetak

Aq terdiam kaku
Denyut2 dikepalaku makin membuatku tak sabar
Tapi rembulan tak juga datang

Rembulan, Kenapa tak kau tampakkan wajahmu?
Rembulan, Kenapa sembunyi dibalik awan hitam?
Rembulan, Kemana sinar terangmu?

Rembulan tak juah muncul..
Mataku sudah terasa berat
Tak ada yg bisa aq fikirkan
Detik berlalu..
Menit berganti..
pun berputar...
Akhirnya, rembulan malu-malu menyapaku dibalik pintu
Aq menatap rembulan


 

Bukan Rembulan
Bara Api itu menyala- nyala
Membakar tiap keping yg ada diduniaku
Hitam pekat dan hilang bentuk

Rembulan..
kaukah yg membakar hatiku
Kaukah yg menyisakan abu dimataku

Rembulan..
Aku tau kau muncul malam ini
Tapi aq menutup mata
Aq Mengunci jendela
Mematikan lampu dikamarku
Serta membenamkan wajahku
Pada bantal orangeku
Aku tidak ingin menatapmu
Aku ingin cepat pagi
Tidak ada rembulan
Tidak ada gelap


Untitled

Ada kerinduan yg menyentak disudut hati

Mata yg selalu memandang lembut
Bibir yg senantiasa tersenyum
lukiskan garis- garis rautmu itu!
Membuat raga ini terasa ngilu...

Lalu terbagun....

..Sejuta embun yang jatuh pagi ini,
Menyapa dibalik kaca mobil yang terus terpacu
Seiring  suara penyair jalanan
Mengalun, merayap di  gendang telinga
Kurapatkan kedua bola mataku
Mencoba merangkai lagi puing- puing kisah yg tadi terhenti.
Melayang, terbang jauh hingga terhenti pada satu titik
Dirimu...
Yg membuatku slalu rindu!!
Kini, saat bersamamu...
Pergi bersamamu...disampingmu..
Tidak ada kerinduan yg bisa terkata
Aku hanya mampu memandangmu, menatap lekat2
sosokmu Ayah!!!

Pemimpi!!!!


Sebilah pedang ada tepat didepan keningmu
Ujungnya yang mengkilat akan membagi - bagi kepalamu
Sepintas engkau tertunduk tak berdaya
Aku tergugu mendekatimu, gemetar..
terisak kulafazhkan...
BismillaahirrahmaanirrahiimAl-hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin
Ar-rahmaa-nir-rahiim
Maaliki yaw mid-diin
Iyyaakana' budu wa iyyaa kanas ta'iin
Ihdinash-shiraathal-mustaqiim
Shiraathal-ladziina an 'amta alaihim ghairil
maghdhuu bi alaihim waladh-dhaal-liin....Aminn
Entah kekuatan apa yang membuatku tak peduli lagi
Pada Mata - mata liar menatapku tajam!
Setajam mata pedang itu!!
Tiba - tiba......
Sebuah tangan menghentakku, menguncang tubuhku keras...
Bangun!!!!!!
Aku terbangun dengan sejuta rasa bingungku........


Rindu.
Deru jiwa yg terlempar
Diantara batu-batu karang yg masih bersyair parau
Tentang puisi cinta
Kepada seorang kekasih.....
Nun....menanti
Akankah Asa berbuah manis



Dipantai ini.......



Dipantai ini.....
Tertulis  semua cerita
Tentang hari ini
Tentang besok
Tentang seyuman
Juga tentang air mata

Dipantai ini...
Ada kenangan
Juga masa depan

namun
Ombak bergulung pecah dibatu karang
Lalu berlabuh di bibir pantai
Menyapu  tiap garis lukisan hidup yang ku ukirkan

Penuh gusar, kutoreh pasir putih itu lagi
Garis demi garis menyambung,
Menyatu,
Seiring senja yg telam padam



????????.......

Sejauh ini aku telah cukup mengerti
Tentang secarik hati yg kau tutupi dariku
Kau sembunyikan dari mata sadarku
hingga aku terbelenggu atas setiap titahmu
Tubuh kecilku terkurung
Tapi pepatah masih berlaku bagimu
Yang kau tanam hari ini, akan kau  petik jua esok
Yang kau sembunyikan, akan  muncul dipermukaan
Akan tercium......
Akan terlihat.....
Akan terdengar....

Aku, aku mencatatnya sebagai prasasti
Dengan tinta merah di hatiku
Dan takkan terhapus begitu saja.



Kepak Patahku


Seujung mimpi indah telah aku gadaikan
Seiring kepakku yang mulai patah
Dan jatuh terkapar

Mimpi adalah mimpi
Dan tetaplah mimpi
Yang dapat diraih dalam tidur saja
Kenyataan tetap akan nyata
Meski aku berlari......sembunyi
Tapi tetap akan aku temui
Karena aku terikat
Itu adalah takdir!
Air mata tak mampu mengubah
Amarah bukan usaha
Juga penyesalan bukanlah solusinya!

Hadapi saja.....
Terimah saja....
Sabar, iklas dan tawakkal
Matamu buram,
Telingamu sayup,
Dan engkau hanya samar
Kau tak tahu...
Apa yang dibawah hujan
Apa yang dikirim matahari


Sedang kau tau
Hidup itu kasar, keras dan tak ramah
Apakah kau akan balas sebaliknya?
Engkau salah..
Air mampu mengikis batu!
Air mampu memadam bara!
Air mampu menghapus dahaga!
Air itu lembut,
Mengalir mengikuti arus
Menuju muaranya.